Desa KAYEN

Mbah Nurkholifah atau biasa dikenal sebagai Mbah Putih. Sosok ini dikenal sebagai penyebar agama islam dari daerah Klaten. Kedatangannya ke dusun Kayen diawali dari pengejaran kelompok belanda yang terus mengejar Mbah Putih. Penamaan desa Kayen pun diberikan Mbah Putih awalnya karena Kayen berupa hutan yang berkayu lebat. Letak makam Mbah Putih sendiri berada di lingkungan Ngelengkong, Kayen.

Nama Mbah Putih mulai dikenal karena perjalanannya ke Pacitan. Sebelum datang ke Pacitan Mbah Putih terkenal sebagai Sumodrono. Pelarian Mbah Putih disebabkan Belanda yang ingin menguasai tanah Jawa yang saat itu di duduki oleh penjajahan Belanda. Mbah Putih merupakan sosok Waliyullah yang sangat berjasa dalam penyebaran agama Islam di desa Kayen Trenggalek. Makam Mbah Putih sering dikunjungi peziarah pada senin wage atau hari jumat. Rutinnya peziarah datang untuk “Sama’an Al-Qur’an”. Puncak kunjungan akan terjadi pada sa at datang bulan Ramadan.“Kebanyakan Orang yang Berkunjung, Mereka Mengakui Mendapat Mimpi untuk Datang Berziarah,” jelas Mbah Buyadi selaku juru kunci makam Mbah Putih.

Orang yang datang berziarah pun beragam, ada dari Trenggalek , Kediri, Bali dan banyak dari luar pulau juga. Manfaat berziarah ke makam para ulama dan wali-wali Allah SWT akan mendatangkan keberkahan bagi para peziarah dan juga akan menyadarkan kesholehan; Begitu mulianya para wali Allah SWT, bahkan sampai dalam keadaan wafatnya bisa mengajak banyak orang untuk berdzikir mengingat Allah SWT. Makam Mbah Putih selain tempatnya yang mudah dijangkau oleh peziarah, suasana sekitar makam juga masih alam sehingga akan membuat peziarah semakin nyaman saat berziarah.